Batu Pinabetengan

Tempat menerima Amanat yang dituakan "Nuwu i Tu'a".

Lesung Nawo Oki

Lesung peninggalan leluhur yang menjadi Identitas anak Suku Tonsawang.

Lesung Nawo Tambanas

Tempat yang dipercayai digunakan untuk Mandi sebelum melakukan pertempuran / berperang.

Sumur Abur

Sumur Abur yang merupakan tempat peninggalan leluhur Suku Tonsawang.

Lesung Nawo Pondalos

Pahasa tampa i manga matu-matua musti kalahan i manga poyog bo hiaha'anio.

Kamis, 25 September 2014

DEWA & DEWI KELENTENG Part 2

WALAUPUN JAMAN BERUBAH, KEPERCAYAAN RAKYAT TIDAK PUDAR

Dari sejarah asal mula penduduk tiongkok daratan berdatangan ke Taiwan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, jelas bahwa pada saat masyarakat dan kebudayaan belum sepenuhnya berkembang, pemujaan roh telah memperkuat semangat juang dan kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan-tantangan didaerah yang baru. Bersama itu, kegiatan pemujaan dewa-dewa kedaerahan juga memiliki manfaat untuk memperkokoh organisasi kedaerahan. Dengan kemajuan kebudayaan dan ilmu pengetahuan beserta ilmu kedokteran dan ketertiban hukum, semestinya kepercayaan rakyat mengalami kemunduran. Tapi seperti yang sekarang kita lihat di Taiwan, Singapura, Hongkong dan Indonesia, upacara-upacara yang berkaitan dengan kepercayaan rakyat khas Tionghoa itu, masih saja berlangsung dengan meriah dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan punah ditelan jaman. Malahan ada dewa-dewa yang setelah diberi tugas yang sesuai dengan jaman modern, pemujaannya makin meluas. Guan Di yang dulunya hanya sebagai Dewa Penyelamat bencana peperangan, sekarang ini dipuja sebagai Dewa Perdagangan. Ma Zu dan Wang Ye yang dulunya punya tugas khusus yaitu sebagai pelindung pelayaran dan pelindung dari wabah sekarang ini berubah menjadi dewa-dewi yang punya kemampuan yang lebih beraneka ragam.

Mengamati gejala-gejala ini, Prof. Li Yi Yuan menjelaskan : "Pada masa pendudukan jepang di Taiwan, penguasa Jepang berusaha menghapuskan pemujaan atas Dewa-dewa rakyat dan mengalihkan kepada Dewa-dewa Shinto. Tapi karena kepercayaan rakyat memiliki sejarah yang panjang, semangat pemujaannya tetap tidak dapat lapuk. Pada waktu Taiwan pulih kedaulatannya, dengan sendirinya upacara-upacara makin meriah, dan kelenteng pemujaan dewa-dewa rakyat bermunculan dimana-mana, karena hambatan sudah tidak ada. Di Tiongkok daratan juga demikian halnya, sepuluh tahun terakhir ini pemujaan rakyat, mengalami kemajuan pesat, apalagi dengan digalak-kannya upacara-upacara tradisionil untuk kepentingan pariwisata. Padahal pada masa sebelum itu, penguasa komunis selalu melarang kegiatan yang bersifat keagamaan. Tapi ketika disadari bahwa hal itu penting dan larangan dikendurkan maka upacara-upacara semakin meriah.

"Perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri seperti yang terjadi di Taiwan selama 30 tahun ini, telah membawa kemajuan pesat dalam bidang tehnologi, tapi hubungan antar manusia dan susunan strata masyarakat tidak sepesat itu perubahannya. Walaupun perdagangan maju, kemajuan ilmu kedokteran juga pesat, tapi ke-semua ini belum dapat memecahkan banyak masalah yang dihadapi masyarakat. Menghadapi keadaan yang begitu cepat berubah, orang di hinggapi kebingungan yang sangat rumit. Kesemuanya ini memerlukan pegangan spirituil. Pemujaan yang bersifat kepercayaan rakyat inilah yang kemudian menjadi salah satu sarana spirituil untuk melepaskan kebingungan mereka. Sebab itu upacara-upacara di kelenteng-kelenteng makin semarak. Tidaklah dapat dipungkiri, penganut kepercayaan rakyat umumnya adalah orang-orang dari kalangan yang bukan intelektual. Bagi kalangan yang termasuk intelektual lebih menyukai agama yang lebih terorganisir seperti Xuan-Yuan-Jiao, Fo Jiao, Dao Jiao Tian-Li Jiao dan lain-lain agama tradisionil".

Dari sudut ini kita tahu bahwa sesungguhnyalah pemujaan rakyat mempunyai manfaat sosial yang penting. Tapi bagaimanapun juga dalam masyarakat yang sedang bergerak kearah modernisasi segala bidang seperti sekarang ini, manfaat agama terutama sekali harus ditunjukan pada peningkatan kepribadian dan pembinaan moral agar para anggota masyarakat tahu membedakan hal-hal yang baik dan buruk, salah dan benar, serta indah dan jorok. Agama atau kepercayaan rakyat walaupun punya nilai-nilai yang berharga, tapi tak dapat dipungkiri dalam praktek banyak mengandung unsur-unsur shamanisme (semacam perdukunan), kepentingan komersial semata-mata serta hal-hal yang tidak masuk akal dan dibesar-besarkan. Terutama praktek shamanisme inilah yang tidak sesuai lagi dengan kehidupan modern sekarang ini, bahkan dapat menghambat kemajuan masyarakat.

Karena beberapa tahun ini keadaan ekonomi membaik, dan keamanan mantap, pandangan-pandangan yang mendasari pemujaan kepada para dewa atau roh suci juga perlahan-lahan mengalami perubahan. Dorongan untuk bersembahyang bukan lagi didasari atas keinginan untuk memohon keselamatan dan kesehatan, tapi telah bergeser oleh kearah kepuasan materi yang saling menguntungkan. Seorang pemuja menyediakan barang-barang sajian yang sangat mewah dan berlimpah, dengan harapan sang Shen-Ming membantu usahanya agar mendatangkan keuntungan berlimpah-limpah. Sifat pemujaan yang didasari sikap untuk memperoleh keuntungan materiil secara untung-untungan begini ini, jelas tidak bisa dibenarkan karena tujuan komersial semata inilah yang mengakibatkan agama rakyat atau Zhu-Xian Jiao ini sering kali terjerumus dalam berbagai praktek Shamanisme, lebih mengutamakan kemewahan upacara, dan sifat-sifat komersial lainnya, yang mengakibatkan munculnya kelenteng-kelenteng yang mewah tapi tak berbobot, rumah ibadah yang meriah seperti tempat hiburan dan upacara pemujaan yang dibarengi dengan pameran kekayaan serta jor-joran...... Gejala-gejala seperti inilah yang kelihatan tidak hanya di Taiwan, Hongkong, dan Tiongkok Daratan, tapi juga di Malaysia dan Indonesia. Terhadap hal-hal seperti inilah Zu Xian Jiao atau kepercayaan rakyat harus dihindarkan dan diperbaiki agar tidak terjadi kesenjangan dengan perkembangan masyarakat modern.

Untuk tetap mempertahankan keberadaan kepercayaan rakyat dalam masyarakat, kita harus berani menghilangkan bagian-bagian yang tidak bisa diterima akal dan logika, dan tahayul. Misalnya hal-hal yang bisa dipecahkan dengan masalah tehnik, sebaliknya malahan diselesaikan dengan petunjuk Ciamsi (Sair Ramalan), ini jelas tidak menurut logika. Pemujaan kepada para Shen-Ming seharusnya dapat memberi dorongan secara kejiwaan dan memperkuat mental si pemuja dan membuatnya waspada akan hal yang baik dan buruk, serta berhati-hati dalam mengarungi bahtera kehidupan. Misalnya seorang sopir yang seharusnya taat pada peraturan lalu lintas dan hati-hati dalam mengemudi tapi karena merasa telah membawa "Fu" (Hu) sebagai pelindung, lalu seenaknya saja malarikan kendaraannya, hal-hal seperti inilah yang harus dirubah....."

Demikianlah sekedar pandangan Prof. Li Yi-Yuan dari Akademi Sinologi jurusan Ethnologi dari Taipei, seperti dimuat dalam bukunya "Zhuang-yan de shi-jie". Semoga hal ini dijadikan bahan renungan para penganut kepercayaan rakyat untuk mewujudkan hal-hal yang lebih bermanfaat.


PENGARUH-PENGARUH DAOISME DAN KONFUSIANISME

Taoisme yang berpangkal pada ajaran Lao-Zi dan dikembangkan lagi oleh Zhuang-zi dan lain-lain, sebetulnya sudah terbentuk menjadi suatu lembaga agama yang khas Tiongkok, pada jaman dinasti Han timur. Zhang Dao Ling, pada tahun 143 Masehi mendirikan lembaga agama yang berdasarkan Daoisme untuk pertama kalinya, dalam sebuah gerakan yang disebut Huang Di Lao Zi, tapi barulah pada tahun 430 Masehi, Kou Qian Zhi berhasil menata kembali peraturan-peraturan upacara, dan menetapkan peringkat para dewatanya sehingga Daoisme menjadi suatu agama yang teratur, tapi sebagai pendiri agama berdasarkan Daoisme ini (disebut Dao-Jiao) tetap Zhang Dao Ling lah yang diakui, sebab itu kemudian beliau diberi gelar "Tian-Shi" yang berarti "Guru dari Langit".

Pada dasarnya Dao Jiao juga menerapkan asas "Jing Tian Zun Zu" yang berasal dari Konfusianisme rakyat sebab itu dengan sendirinya Dao-Jiao mempunyai banyak sekali Dewata, kecuali para Maha-Dewa yang telah ada dari permulaan alam seperti Yu Huang Da Di ,Tai Shang Lao Jun, Yuan Shi Tian Zun, dan lain-lain, juga dipuja para dewata yang diangkat kemudian. Para Dewa yang diangkat kemudian ini berasal dari orang-orang sejarah yang dalam hidupnya pernah berjasa bagi negara dan rakyat, dan orang-orang bijak lainnya. Teladan yang telah ditinggalkan oleh orang-orang inilah yang kemudian dijadikan cerminan untuk kehidupan orang-orang jaman kemudian, sebab itu roh-roh leluhur, orang-orang besar jaman dahulu, para menteri bijaksana serta setia dan para pejuang yang telah mengorbankan jiwa raganya untuk negara, kesemuanya ini dapat menjadi Dewa. Dalam perkembangannya kemudian, dewa-dewa Taoisme ini juga menjadi pujaan masyarakat luas, seperti Xuan Tian Shang Di, Ba Xian dan lain-lain. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa dewa-dewa Dao-Jiao inilah yang paling banyak menempati pujaan dikelenteng, disamping dewa-dewa dari kepercayaan rakyat setempat.

Daoisme dikembangkan secara populer oleh Zhang Dao Ling dalam sebuah gerakan yang disebut Huang Di Lao Zi yang menggabungkan filsafat Yin-Yang, lima anasir (Wu-Xing) dan ajaran Lao-zi, ditambah dengan segala masalah yang meyangkut roh, kekuatan gaib dan mantera, perbintangan, ramalan nasib, feng-shui dan sebagainya. Pada dasarnya Daoisme lebih menekankan saling hubungan antara manusia dengan alam semesta yang pada dasarnya disebut konsepsi Tian-dao (Jalan Tuhan).

Sebaliknya ajaran Kong-zi atau Konfusianisme lebih menekankan hubungan antara para anggota masyarakat disatu pihak dan hubungan antara masyarakat dan Tian (Tuhan) dipihak lain. Sebab itu, kepercayaan akan "roh" (hun) dan "semangat" (po), bersama-sama dengan nilai-nilai dasar dari "bakti" (xiao) dan "kesetiaan" (zhong), meletakkan dasar bagi kebiasaan "pemujaan terhadap leluhur" menjadi inti dari tradisi Konfusianis.

Dalam ajaran Kong-zi, perhatian utama terhadap keberadaan manusia dipusatkan pada Ren-dao (jalan manusia). Ren-dao inilah yang mencakup keseluruhan ajaran kesusilaan Kong-zi, yang inti sarinya adalah 5 macam kebajikan yaitu :
  • Ren (Cinta kasih akan sesama)
  • Yi (Menjunjung tinggi kebenaran)
  • Li (Susila)
  • Zhi (Bijaksana)
  • Xin (Dapat dipercaya).
Lima macam kebajikan ini mendasari lima macam hubungan sosial yaitu :
  • Hubungan antara ayah dan anak
  • hubungan kaisar dan bawahannya
  • hubungan antara suami dan istri
  • hubungan antara saudara tua dan adik-adiknya
  • hubungan antara teman dan sanak saudara.
Hubungan-hubungan ini hanya akan berarti apabila betul-betul dilandasi dengan prinsip Ren-dao tadi.

Jadi apabila Daoisme memberi tekanan pada Tian-dao atau Jalan Tuhan, yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta atau gejala-gejala alam diluar masyarakat manusia, Konfusianisme melengkapinya dengan Ren-dao (Jalan Kemanusiaan) yang menekankan hubungan atar manusia dan semua gejala dalam masyarakat. Kemudian Buddhisme pada dasarnya juga melengkapi Daoisme dan Konfusianisme dengan menggabungkan "Tian-dao" dan "Ren-dao" dalam suatu perwujudan yang merupakan perluasan dari "Jalan Tengah". Karena itulah Buddhisme yang dianut oleh masyarakat Tionghoa umumnya baik di Taiwan, Hongkong dan Asia Tenggara tidak sepenuhnya berdasarkan ajaran Buddha yang asli, juga bukan seluruhnya sama dengan yang ditafsirkan oleh para muridnya seperti yang tertulis dalam naskah bahasa Pali dan Sanskrit, tapi telah tercampur dengan unsur-unsur dari Taoisme dan Konfusianisme.

TIGA AJARAN ATAU SAN-JIAO
Tiga ajaran utama, yaitu Buddhisme, Daoisme dan Konfusianisme yang menjadi inti dari agama orang Tionghoa seringkali juga disebut sebagai San Jiao (Sam Kauw-Hokkian) yang berarti "Tiga Ajaran". Sebagai perwujudan dari sinkretisme tiga aliran utama itu, Dewata Buddhisme dipuja juga dikelenteng Daoisme, dan para Dewata Daoisme juga mendapat penghormatan serupa di kuil Buddhis. Kemudian tokoh tertinggi ketiga aliran tersebut, Kong Zi, Sakyamuni Buddha, dan Lao Zi ditempatkan bersama-sama diatas satu altar pemujaan, ketiganya dianggap merupakan satu kesatuan atau paling sedikit mempunyai tujuan bersama walaupun ada perbedaan. Kebiasaan ini sering dikatakan sebagai "San-er-yi-ye", yang berarti tiga adalah satu. Gambaran prinsip tiga adalah satu ini telah menyeruak dalam segala kegiatan spirituil orang Tionghoa, seperti air dan susu yang tidak terpisahkan lagi.

Harus diakui bahwa Dao-jiao (Agama yang berdasarkan ajaran Daoisme), adalah agama tertua di Tiongkok. Pada waktu itu Kong-jiao (Agama berdasarkan Konfusianisme) belum terbentuk, walupun demikian ajaran Konfusianisme telah menguasai segala kehidupan kebudayaan dan telah dalam tertanam dalam sanubari rakyat. Segala perilaku kehidupan termasuk kelakuan, cara berpikir semuanya tidak terlepas dari pengaruh Konfusianisme, sebab itu tidak hanya Dao-Jiao saja, bahkan agama Buddha yang disebut Fo-jiao yang datang dari Indiapun tak lepas dari pengaruhnya begitu memasuki Tiongkok. Konfusianisme meneguhkan tradisi kepercayaan yang disebut sebagai "Jing Tian Zun Zu" yang kemudian merasuk dikalangan rakyat. Asas inipun kemudian dianut oleh para Daoisme, begitu juga ajaran "Xiao" (Bakti kepada Orang Tua).

Pengaruh Dao Jiao dalam kehidupan beragama masyarakat lebih terasa pada tata cara upacaranya. Seorang pakar Sinologi dari Taiwan Li Mao-xiang dalam bukunya "Bunga rampai dari Taiwan" mengatakan : Keselamatan terancam adalah suatu bentuk nasib yang jelek. Pada waktu nasib jelek mulai datang, tidak hanya perorangan, keluarga dan seluruh penghuni desa semuanya merasa gelisah. Nasib harus diubah, harus mengadakan upacara sembahyang dan upacara sembahyang penolak bala ini dipimpin oleh seorang pendeta Dao". Sebab itulah bisa dikatakan bahwa Dao Jiao menjadi rangka dari seluruh kepercayaan rakyat.

Tapi kemudian di kuil-kuil yang bercorak Daoisme ternyata ada juga yang dipimpin oleh seorang Bikkhu, gejala ini tidak hanya terdapat di Tiongkok daratan, tapi juga di Taiwan. Kelenteng Chao-tian gong di bei-gang Taiwan, memuja Tian Hou; Zhi-nan-gong di Taipei yang memuja Lii Dong-bin, tapi yang memimpin disana semuanya adalah para Bikkhu seperti halnya kelenteng Buddhis saja, padahal yang dipuja disana jelas-jelas adalah Dewa-dewa Daoisme.

Para pendeta Daoist, seringkali juga membacakan parita-parita Buddist seperti halnya Bikkhu. Didalam buku "Sejarah Taiwan" disebutkan bahwa "Kelenteng Lu Zhu Ci di Tai-nan diurus oleh para Bikkhuni, keadaanya bersih dan menyenangkan", dari ini kita dapat mengetahui bahwa kelenteng-kelenteng Daois yang diurus para penganut Buddhist bukanlah barang yang baru. Dalam bukunya -Penelitian perkembangan agama diTaiwan- Li Mao-xiang menulis bahwa yang sungguh-sungguh berkembang pesat dibumi Taiwan adalah kepercayaan rakyat, bukannya yang bersifat sebagai organisasi agama resmi. Kepercayaan rakyat mengandung pikiran-pikiran dari Buddhist, Daoist dan Konfusianist yang telah bercampur menjadi satu sehingga kehilangan watak-watak aslinya".

Masih banyak contoh-contoh yang melukiskan bagaimana Daoisme dan Buddhisme bercampur jadi satu. Kelenteng Yu Huang Tai Zi Gong (Memuja putera Yu Huang Shang Di yang keempat) di Tainan ada 4 buah, kelenteng ini bersifat Daoisme, tapi pada tiap tanggal 8 bulan 4 Imlik mengadakan upacara memandikan Buddha. Menurut cerita, tanggal 8 bulan 4 tersebut adalah tanggal kelahiran Sakyamuni Buddha yang berasal dari seorang pangeran dari Kaopilawastu India, bukannya putra Maha Dewa Yu Huang Shang Di.

Kelenteng-kelenteng Buddha, terutama di Taiwan, Hongkong dan Asia Tenggara hampir semuanya menyediakan sair-ramalan (Ciam-si). Kebiasaan ramal-meramal ini jelas berasal dari Daojiao, seperti juga kita lihat di kelenteng Tay Kak Si, Semarang, yang jelas merupakan kelenteng Buddhist dan memuja Guan Yin dan Sakyamuni. Disitu disediakan juga Ciamsi dari Guan Yin, padahal semestinya seperti halnya dikelenteng-kelenteng Buddha di Tiongkok daratan, Guan Yin hanya memberikan air suci.

Buku-buku suci terbitan Taiwan, dari 172 contoh yang dipilih, meskipun seringkali menjelaskan perbedaan antara Buddhisme dan Daoisme, umumnya mencampur adukkan kedua ajaran itu. Buku "Ajaran Guan Yin untuk menyebar kebaikan dan menolong musibah" terdiri dari 4 bagian, bagian keempat berjudul "Fu You Di Jun membebaskan dari bencana". Fu You Di Jun adalah Lu Dong Bin seorang dari delapan dewa yang jelas berasal dari Daoisme, ternyata bisa dimasukkan dalam buku Buddhist.

Sebuah buku lagi yang berasal dari Dao Jiao, Wu-ji ling-bao (Pusaka Mujijat dari Wuji) mencantumkan satu bab yang berjudul Ajaran-ajaran dari Buddha Hidup Ji-gong. Ji Gong adalah seorang Bikkhu dari jaman dinasti Song selatan, semua orang mengetahui ini.

Hari Zhong-yuan yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 Imlik, biasanya merupakan hari yang dirayakan secara meriah di kelenteng-kelenteng. Pada hari itu juga kaum Buddhist mengadakan sembahyang Yu-lan-pen Hui (Alambana) atau yang biasa disebut sembahyang rebutan di Indonesia. Zhong yuan jelas berasal dari konsepsi Dao-Jiao tentang San Guan Da Di, yang dipopulerkan oleh kaum Destar-kuning yang dipimpin Zhang Jiao. Kemudian Guan Qian, seorang pendeta Daoist pada jaman Dinasti Wei Utara mulai mengatur upacara Shang Yuan tanggal 15 bulan 1, Zhong-yuan tanggal 15 bulan 7 dan Xia-yuan tanggal 15 bulan 10, sampai sekarang ini. Walau kaum Buddhist dalam melaksanakan sembahyang Yu-lan pen ini memang berdasarkan kitab Alambana, tapi tanggalnya memang disesuaikan dengan kebiasaan Dao-Jiao itu. Contoh-contoh diatas menjelaskan bahwa antara Daoisme, Buddhisme dan Konfusianisme sebagai San Jiao telah melebur menjadi satu dalam kepercayaan rakyat yang kemudian dianut oleh sebagian besar orang Tionghoa.

Sebuah cabang alirang buddhist di Taiwan yang menyebut dirinya aliran Ling-ji dengan jelas mengatakan dalam kitab sucinya "Bambu ungu berakar kuning dan berebung putih, bertopi daoist, berjubah Konfusianis, dan berkasa Buddhis, teratai merah berdaun hijau dan berbiji putih, San-jiao sesungguhnya satu keluarga". Para penganut aliran Ling-ji ini merupakan yang terbanyak diseluruh Taiwan dibandingkan dengan aliran-aliran lainnya. Mereka mempelajari bersama ajaran-ajaran Buddha, lao Zi dan Kong Zi.

Dalam perkembangannya kemudian asas San Jiao (Sam Kauw-Hokkian) ini lalu masuk ke Indonesia. Atas prakarsa antara lain Kwee Tik Hoay, Tjia Tjip Ling dan Teng Tjin Leng, dibentuklah perkumpulan Sam Kauw Hwe yang bertugas membantu orang-orang Tionghoa perantauan mengenal agama leluhur mereka sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya. Pada tahun 1939 antara lain Kwe tek Hoay mengatakan : "itu Sam Kauw akan menjadi satu Philosofi yang lengkap yang memberi faidah besar bagi manusia...." Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa ketiga ajaran ini akhirnya akan membawa manusia ke kebahagiaan yang sempurna, Daoisme menunjukkan jalan kepada manusia untuk manunggal dengan "Sumber segala kehidupan" yang disebut Dao; Buddhisme memberitahukan bagaimana manusia dapat manunggal dengan "Hukum kebenaran" yaitu Dharma; dan dengan demikian dapat mencapai Nirwana; dan Konfusianisme menunjukkan bagaimana seseorang dapat hidup menurut watak sejati" dan dengan demikian mencapai Seng Jin atau Manusia sempurna. Dari perbandingan semacam inilah Kwee menarik kesimpulan "Meskipun metodenya berbeda, tujuan akhirnya sama, yakni memimpin manusia ke jalan yang benar, kembali ke sumber penghidupan yang kekal, murni dan penuh restu". Dari dasar pandangan-pandangan inilah Kwee Tek Hoay meletakkan dasar untuk satu organisasi Sam kauw yang kemudian berkembang dan bertahan sampai dewasa ini.

Selasa, 23 September 2014

DEWA & DEWI KELENTENG Part 1

KELENTENG

Orang tionghoa sudah datang ke kepulauan Nusantara ini, jauh sebelum orang kulit putih pertama menginjakkan kakinya. Per-mukiman mereka dipesisir utara pulau jawa sudah ada pada abad ke-14 yaitu pada masa jaman Majapahit, demikian ditulis oleh Ma Huan dalam bukunya Ying Ya Sheng Lan, yang merupakan catatan penting tentang perjalanan Zheng He ke Lautan Selatan dan singgah di Jawa pada masa itu. Bersamaan dengan kedatangan para imigran itu, mengalir masuk pula kebudayaan mereka, terutama kebudayaan Spiritual seperti adat istiadat, upacara-upacara, dan agama, walaupun tak sedikit pula yang langsung menganut agama penduduk setempat. Seiring dengan makin mapannya kehidupan di tanah perantauan, kebutuhan akan tempat beribadah sebagai tanda terima kasih kepada yang maha Kuasa, pun mulai dirasakan. Maka berdirilah kelenteng-kelenteng ditempat permukiman mereka sebagai tempat dilakukannya kegiatan Rohani dan sosial. Kelenteng yang pada mulanya didirikan tentunya bercorak khas Tionghoa, tapi dalam perkembangannya kemudian banyak juga yang dipengaruhi oleh kebudayaan setempat, terutama setelah banyaknya tukang-tukang dan ahli pahat pribumi di ikut sertakan dalam pembangunannya.

Istilah "Kelenteng" merupakan bahasa Indonesia yang khusus untuk menyebut rumah ibadat yang digunakan oleh keturunan Tionghoa. Menurut beberapa pakar bahasa, istilah ini berasal dari bunyi "teng-teng" atau "Klenteng-klenteng" yang sering diperdengarkan dari upacara sembahyang. Bunyi bunyian itu berasal dari lonceng -lonceng yang ditabuh pada waktu pembacaan parita atau pada saat puncak upacara dilangsungkan. Dalam bahasa Tionghoa, kelenteng mempunyai banyak istilah, ter-gantung dari corak dan besar-kecilnya kelenteng tersebut. Dalam majalah "China Travel" terbitan bulan Juli 1988 terdapat sebuah tulisan yang menerangkan perbedaan istilah-istilah tersebut. Istilah yang utama adalah "Miao" (bio-Hokkian) yang berarti kelenteng besar, seperti yang tyerdapat disamping pintu gerbang Tian-an-men, Beijing, yaitu Da-miao (artinya kelenteng besar), yang merupakan bangunan peribadatan tempat para kaisar dari dua dinasti- Ming dan Qing- melakukan upacara puja-bhakti kepada para leluhurnya.

Tempat para pejabat tinggi memuja nenek-moyangnya dinamakan "ci" (su-Hokkian) atau secara umum disebut "ci-tang" atau "zong-ci", misalnya Wu-liang-ci yang terdapat di Jia-xiang, propinsi Shandong. Wu-liang-ci merupakan kelenteng leluhur keluarga Wu dari jaman dinasti Han. Ada juga "miao" yang diturunkan tingkatnya menjadi "ci", di Cheng-du, propinsi Sichuan terdapat sebuah kelenteng yang bernama Xian-zhu miao, untuk menghormati Liu Bei (Lauw Pi- Hok-kian), didekatnya terdapat sebuah kelenteng besar juga untuk menghormati Liu Chan, putera Liu Bei, yang disebut Hou-zu ci. Karena Liu Chan tidak becus, maka kerajaan yang diwariskan kepadanya oleh sang ayah akhirnya runtuh, sebab itu rupanya orang menganggap tak layak kalau kelenteng yang didirikan untuk mengenangnya disebut sebagai "miao". Kelenteng-kelenteng yang didirikan untuk memperingati orang-orang besar, nabi-nabi, dan para pahlawan, umumnya disebut "miao", tapi ada juga yang hanya dinamakan "ci". Kong miao (kuil peringatan untuk Kong Zi), Guan-di miao (Kuil peringatan untuk Guan Di), Yue-wang miao (kuil peringatan untuk Yue Fei) adaah contoh-contoh ; "miao" yang terkemuka di daratan tiongkok. Qu-zi ci (Kuil peringatan untuk Qu Yuan) dan Tu-gong bu ci (Kuil peringatan untuk Tu Fu), adalah "ci" yang terkenal, memang bentuknya tidak semegah dan sebesar Kong miao atau Guan-di miao, sebab itu hanya mendapat sebutan "ci". Di sebelah kanan bangunan kelenteng Gang Lombok Semarang terdapat juga sebuah "ci" yaitu Gong deci (Kong tek su) yang merupakan tempat pemujaan abu para leluhur. Kelenteng-kelenteng untuk memuja para dewa yang merupakan kepercayaan rakyat, dan untuk dewa-dewa sungai dan gunung yang pe-mujaannya telah ditetapkan oleh kerajaan, juga sering disebut "ci" atau "miao". Contoh yang paling umum adalah kelenteng Dong-yuemiao (Kelenteng untuk memuja Dong Yue Da Di), yang hampir selalu ada pada tiap ibukota kabupaten.

Masyarakat juga sering kali secara spontan mendirikan kelenteng-kelenteng untuk memuja para dewa setempat seperti Tu-di miao (untuk memuja Tu Di Gong), Shan-shen miao (Kelenteng untuk memuja dewa ular), Wen-shen miao (kelenteng untuk memuja Dewa pelindung terhadap penyakit), dan lain-lain. Kelenteng-kelenteng ini sering kali sangat kecil, sampai-sampai untuk satu orang bersembahyangpun sangat susah, tapi walupun begitu masyarakat setempat meyebutnya "miao". Konon karena belum mendapat izin dari pemerintah kerajaan, kelenteng-kelenteng yang begini digolongkan sebagai kelenteng liar.

Sesudah jaman dinasti-dinasti Sui dan Tang, tempat beribadat kaum Taoist mulai banyak bermunculan, dan disebut "dao-yuan". Dao-yuan dibagi 2 golongan menurut tingkatannyayaitu "gong" (berarti Istana) dan "guan". Kelenteng bercorak Taoist yang didirikan oleh Kaisar disebut "gong" seperti Qing yang gong di chengdu, Yu xiao gong di Guang-zhou, keduanya adalah kuil Taoisme terkenal yang didirikan oleh kaisar dinasti Song. Di Jawa, istilah "gong" ini juga dapat kita temui pada kelenteng Ci an gong (Cu An Kiong) di Lasem dan Yong angong (Eng an Kiong) di Malang. Setingkat lebih rendah dari "gong" adalah "guan". Kelenteng Bai yun guan di Beijing dan Xuan miaoguan di Suzhou adalah contoh kuil Taoist yang dibagun pada jaman dinasti Yuan.

Dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tempat-tempat pemujaan terhadap "gui-shen" (Kwi sin-Hokkian) atau "arwah suci" dinamakan "ci" atau "miao" (orang dulu menganggap bila orang telah mati, rohnya-"gui"- sesudah beberapa lama naik tingkat menjadi malaikat atau "shen" sebab itu disebut gui-shen). Sedangkan "gong" dan "guan" adalah kelenteng para penganut Taoistme untuk memuja dewa-dewa seperti Yu Huang Da Di, Yuan shi Tian Zun dan lain-lain. Adalagi istilah lain yaitu "an" dan "si". Kedua istilah ini mengacu pada kelenteng para penganut  Buddhisme yang memuja antara lain Ru Lai Fo, Guan Yin Pu Sa dan lain-lain. Kelenteng bercorak Buddhisme semacam ini biasanya besar dan memiliki asrama untuk para pendeta, tempat pendidikan, perpustakaan, tempat meditasi dan lain-lain. "An" (am-Hokkian) adalah kelenteng yang khusus ditempat para bhikkuni (Rahib wanita). "Si" sebaliknya adalah kelenteng Buddhisme yang ditempati para bikkhu. shao lin si (Siau Lim Si) Bi yun si (Pek In Si) adalah contoh dari "si" yang terkenal di Tiongkok. Di Jawa banyak kita jumpai "si" ini, yang terkenal antara lain Chao jue si (Tiao Kak Si) di Cirebon dan Da Jue Si (Tay Kak Si) di Semarang.

Jadi jelas bahwa "kelenteng merupakan istilah asli Indonesia", sebab dalam bahasa Tionghoa tak terdapat istilah yang demikian itu. Demikian juga di Singapura dan Malaysia.

PEMUJAAN ROH SEBAGAI DASAR

Dalam bukunya "Zhuang - yan de shi-jie" atau Dunia yang "Khidmat", Prof.Ruan Chang-rui mengatakan : Pemujaan roh adalah gejala pera-daban yang paling umum dalam masyarakat manusia. Karena ling-kungan hidup dan tradisi kebudayaan tiap bangsa tidak sama, maka kebiasaan pemujaan roh mempunyai wujud yang tidak sama pula. Pemujaan roh dikalangan rakyat Tiongkok pun mempunyai sosok yang khas. Walaupun pada mulanya adalah kebiasaan primitif, tapi kemudian setelah bercampur dengan pandangan-pandangan Daoisme, Buddhisme dan Konfusianisme, lalu tumbuh menjadi sosok agama sinkretisme yang khas.

Pemujaan terhadap roh orang orang yang telah meninggal, roh yang me-nguasai alam dan benda-benda, dalam pandangan modern dianggap sama sekali tak masuk akal dan tahayul. Tapi setelah memahami latar belakang dan hakekatnya, hal-hal seperti itu ternyata tidaklah seperti tampaknya dari luar yang sulit diterima akal. Dalam mengungkap latar belakang pemujaan roh ini, Prof. Ruan lebih lanjut menerangkan : "Dalam masyarakat purba, gajala-gejala alam seperti petir, taufan, hujan dan gempa bumi, menyebabkan manusia merasa dirinya kecil dan memerlukan perlindungan. Pengalaman-pengalaman meng-hadapi bencana alam tersebut, menyebabkan timbulnya pemujaan kepada alam. Lalu muncullah persembahan kepada Dewa guntur, dewa Laut, Malaikat gunung dan sebagainya.

Dengan makin majunya kebudayaan, lalu timbul pendapat bahwa roh-roh itu tidak pernah mati. Dalam pandangan mereka roh-roh orang mati yang tinggal dialam baka, juga memerlukan rumah tinggal dan pakaian, seperti pada waktu masih hidup. Sebab itu para sanak ke-luarganya yang masih hidup mengadakan upacara sembahyang yang lengkap dengan segala sesajian termasuk kertas uang dan rumah-rumahan, untuk menyenangkan mereka agar membantu memberikan berkah kepada anak cucunya yang masih hidup. inilah mulanya pe-mujaan kepada nenek moyang. Kemudian masyarakat juga merasa perlu untuk menghormati para pahlawan dan orang-orang bijak yang telah berjasa bagi mereka, dan percaya setelah meninggal roh-roh orang-orang besar itu akan menjadi dewa dan melindungi mereka. Ini lalu menimbulkan pemujaan kepada orang-orang besar.

Tentang pemujaan terhadap roh-roh yang menghuni benda-benda ciptaan manusia, seperti roh pembaringan (Chuang mu), roh sumur (Jing Long Wang) dan lain-lain, Prof. Ruan selanjutnya mengatakan bahwa itu sesungguhnya merupakan perwujudan rasa terima kasih dan rasa sayang terhadap barang-barang yang telah dibuat dan diciptakan oleh para leluhur mereka dengan segala jerih payahnya.

ASAS JING TIAN ZUN ZU


Secara hakiki, dasar kepercayaan orang Tionghoa yang kemudian diperteguh lagi oleh ajaran Kong Zi adalah yang disebut "Jing Tian Zun Zu" yaitu "Mengagungkan Langit (Tuhan) dan menghormati Leluhur".
Asas inilah yang kemudian banyak memegang peran dalam berbagai upacara-upacara keagamaan dan menjadi tulang punggung kebu-dayaan spiriyuilnya. "Zu" atau "Leluhur", juga bisa disebut sebagai "Shen" yaitu "dewata" atau "malaikat". Zu dipuja dan dihormati oleh satu keluarga saja, sedangkan Shen dihormati dan dipuja oleh banyak keluarga (banyak keluarga atau "Bai-xing" berarti masyarakat atau rakyat banyak). Zu meninggalkan kebajikan dan mengulurkan berkah buat satu keluarga tertentu saja, tapi Shen berbuat kebajikan dan melimpahkan berkah buat rakyat banyak.

Didalam "li-ji" (Kitab Upacara) karangan Nabi Kong Zi disebutkan bahwa 7 Kaisar-kaisar bijaksana harus dijunjung tinggi, orang-orang bijak yang membuat undang-undang untuk ketentraman rakyat harus dihormati, orang yang setia dalam menjalankan tugasnya harus di hormati, orang-orang yang membaktikan dirinya sepenuh hati pada negara harus di hormati, orang gagah dan cendekiawan yang mampu menolak dan menghindarkan rakyat banyak dari malapetaka harus dihormati".
Dari keterangan itu dapat kita simpulkan bahwa orang-orang yang amal bhaktinya berguna untuk rakyat mendapat penghormatan dan layak dipuja dalam kelenteng sebagai "Shen".  "Zu" adalah manusia biasa, yang berasal dari "Tian" (Langit). Ada pemeo yang mengatakan bahwa _Wan -wu ben yu Tian_ yang berarti semua mahluk berpokok dari Tian. Jadi Tian menurunkan Zu dan dari Zu inilah diturunkan kita semua. Dari dasar pemikiran yang cukup sederhana ini berkembanglah suatu kebiasaan untuk memuja Tian sebagai pencipta Alam dan penghormatan kepada kepada Leluhur.

Hubungan timbal balik antara Tian dan manusia, Shen atau Zu dengan manusia menjadi akrab dan penuh perasaan. Menghadapi ber-bagai hal masyarakat tak lupa minta petunjuk tian atau para Shen. Tian sebagai Pencipta memang hanya satu tapi jumlah Shen menjadi makin banyak sesuai dengan tugas masing-masing sebagai pembantu Tian dalam mengatur alam semesta ini. Untuk meminta petunjuk atau pernyataan terima kasih pada para shen tersebut diadakan upacara sembahyang. Karena jumlah shen yang tidak sedikit itu maka upacara-upacara menjadi makin sering dilakukan dan tata caranya makin beraneka warna. Asal usul para shen itu kemudian tidak begitu ketat lagi sehingga timbul bermacam versi dari berbagai tempat yang berbeda-beda. Biasanya orang-orang memberi hormat tiap kali ia ber-temu dengan shen di suatu kelenteng walau ia sama sekali tidak tahu siapa shen yang ia temui itu. Mereka biasanya menyebut shen sebagai "Shen-Ming" yang berarti "roh gemilang" atau "roh suci".

Dari dasar kepercayaan "Jing Tian Zun Zu" yang diuraikan di atas, diperkaya lagi dengan ajaran Konfusianisme, Daoisme, dan Buddhisme, maka akhirnya muncullah sosok agama khas Tionghoa yang merupakan endapan-endapan dari beberapa unsur diatas. Dalam kaitan inilah apa yang kita lihat adalah pemujaan terhadap para Buddha (Fo-zhu), Boddhisatva (Pu-sa), Arhat (Luo-han), Dewa (Xian), Dewata atau malaikat (Shen-Ming), Nabi dan roh suci lainnya. Agama khas inilah yang sekarang ini di Hongkong, taiwan dan daratan Tiongkok disebut sebagai Zu-xian-jiao (Secara harfiah berarti "Agama Leluhur"). Agama inilah yang sekarang ini dianut oleh sebagian besar orang Tionghoa baik di negeri asalnya maupun di perantauan.

PENGGOLONGAN PARA DEWATA

Secara khusus agama Zu-Xian-Jiao ini menggolong-golongkan Para Roh Suci yang dipujanya dalam 3 penggolongan utama, yaitu :
  1.  Dewata penguasa alam semesta yang mempunyai wilayah kekuasaan dilangit. Para Dewata golongan ini dipimpin oleh Dewata tertinggi yaitu Yu Huang Da Di, Yuan Shi Tian Zun, termasuk didalamnya antara lain Dewa-dewa Bintang, Dewa Kilat, Dewa Angin, dan lain-lain.
  2. Dewata penguasa bumi, yang memiliki kekuasaan di bumi, walau sebetulnya mereka termasuk malaikat langit. Kekuasaan mereka adalah dunia dan manusia, termasuk akherat. Dalam Daoisme mereka dikatakan sebagai para dewata yang menguasai Wu-xing (Ngo-heng-Hokkian) atau Lima anasir, yaitu : Kayu (Dewa hutan, dewa kutub dan sebagainya). Api (Dewa api, Dewa Dapur). Logam (Dewa penguasa kekayaan dalam bumi). Air (Dewa Sumur, Dewa Sungai, Dewa Laut Malaikat Air, Dewa Hujan dan lain-lain. Tanah (Dewa Bumi, Dewa Gunung, penguasa Akherat, Dewa pelindung kota dan lain-lain).
  3. Dewata Penguasa Manusia yaitu para dewata yang tugasnya mengurus soal-soal yang bersangkutan dengan kehidupan manusia seperti : Kelahiran, Perjodohan, Kematian, Usia, Rejeki, Kekayaan, Kepangkatan, dan lainnya. Termasuk dalam golongan Dewata Penguasa Manusia ini adalah para Dewata Pelindung usaha pertukangan, Dewata Pengobatan, Dewata Pelindung Peternakan Ulat Sutra dan lain-lain. Kemudian ditambah lagi dengan Dewata kedaerahan yang menjadi pelindung masyarakat yang berasal dari daerah yang sama.
Dengan masuknya Agama Buddha dari India, Dewata-dewata Buddhismepun menjadi pujaan rakyat sejajar dengan dewa-dewa lainnya, dan ditambahkan di kelenteng bersama-sama. Diantara Dewata Buddhisme yang paling populer adalah Guan Yin dan Mi Lo Fo serta Sakayamuni sudah kehilangan sifat Indianya dan diserap sama sekali dalam kebudayaan Tionghoa sehingga memperoleh bentuk sebagai Dewa Tionghoa tulen.
MENYEBAR BERSAMA PERPINDAHAN PENDUDUK
Kepercayaan akan "Shen Ming" ini, terutama upacara-upacara ke-agamaannya, mempunyai kemampuan untuk terus bertahan dari generasi ke generasi berikutnya, walaupun tidak mempunyai tradisi yang tertulis.
Taiwan, sebagai contoh, memiliki kepercayaan rakyat yang boleh dikatakan sama dengan Tiongkok daratan, tapi upacara-upacara sembahyangnya lebih beraneka warna, dan lebih megah. Demikian juga para shen-ming yang ada lebih bermacam-macam. Upacara-upacara keagamaan seperti : Ma Zu pulang kampung, Cheng huang Lao. Ye meninjau kota, pembakaran kapal Wang Ye, melepas lentera air dan lain-lainnya, dalam pandangan orang sekarang dianggap terlalu tahayul dan pemborosan. Terhadap hal ini Profesor Li Yi-yuan dari Akademi Ethnologi Cina di Taipei berpendapat bahwa : Sebab-sebab mengapa upacara-upacara agama yang kelihatannya serba tahayul itu dapat bertahan sampai jaman modern ini adalah karena mempunyai fungsi sosial yang penting. agama dengan segala macam kepercayaan dan upacaranya tidak hanya memberikan hiburan bagi orang-orang yang sedang m,enderita kekecewaan hidup, tapi juga mengajarkan bagaimana mereka berorganisasi. Yang lebih penting lagi upacara-upacara ritual itu ditujukan kepada manusia sebagai pribadi, masyarakatnya dan alamnya. Upacara meneguhkan lagi kehadiran manusia dan kedudukannya dalam masyarakat. Agama mendukung tercapai-nya keharmonisan dalam dunia. Dewa-dewi dari agama rakyat, beserta upacaranya meskipun banyak mengandung misteri yang menarik, harus dimengerti dahulu asal-usulnya. Apabila asal-usul ini sudah ketemu, barulah kita teliti lebih lanjut apakah masih bisa sesuai dengan kehidupan modern sekarang ini. Berdasarkan hasil penelitian inilah nanti kita dorong masyarakat untuk memilih. Inilah pentingnya penelitian kebudayaan rakyat.
Dewasa ini diantara upacara-upacara pemujaan rakyat di Taiwan, yang paling meriah adalah terhadap Ma Zu, Wang ye, Tu Di Gong dan You Ying Gong (You Ying Ging ini adalah khas Taiwan). Sesungguhnya hal ini mempunyai latar belakang sejarah dan sosial, yaitu berhubungan dengan jerih payah pendahulu-pendahulu mereka dalam membuka pulau Taiwan.
Setelah memahami latar belakangnya, baru kemudian diadakan lagi penilaian yang lebih bijaksana berdasarkan alam pikiran modern, agar upacara-upacara yang rumit itu bisa lebih berbobot dan punya nilai spirituil yang lebih tinggi. Dengan begini, kepercayaan rakyat akan memperoleh nilai-nilai baru yang lebih positif serta memiliki peran yang lebih berguna dalam masyarakat modern.
Sudah sejak lama orang-orang Tionghoa dari propinsi Fujian dan Guangdong bermigrasi ke Taiwan, demikian selanjutnya Prof.Li menerangkan. Dalam mengadakan pelayaran yang menempuh bahaya pada waktu menuju Taiwan mereka tanpa memakai peralatan maritim yang memadai. Satu-satunya upaya mereka adalah membawa serta patung Dewi Pelindung Lautan, agar diberi perlindungan dalam menempuh taufan dan arus laut yang ganas di selat Taiwan. Patung para Roh Suci yang dibawa mereka umumnya adalah Ma Zu (Tian Shang Sheng Mu) dan Xuan Tian Shang Di. Setelah sampai dengan selamat di taiwan, patung-patung tersebut lalu ditempatkan di kelenteng-kelenteng yang didirikan ditempat yang baru itu. Sebab itulah kelenteng-kelenteng yang memuja Ma Zu dan Xuan Tian biasanya merupakan kelenteng yang paling ramai dikunjungi orang di Taiwan. Hal yang sama berlaku pula untuk para perantau Tionghoa yang akhirnya menetap di beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaya dan Indonesia. banyak kelenteng di Indonesia yang memuja kedua Dewa tersebut, demikian pula di Malaya.
Taiwan terletak didaerah Tropis Asia. Pada waktu pertama dihuni oleh para pendatang dari Daratan Tiongkok, keadaanya masih merupakan semak belukar yang menjadi sarang penyakit menular. banyak diantara para imigran itu yang terjangkit penyakit. Prof. Li mengatakan bahwa pada waktu para leluhur yang pertama kali datang di Taiwan membuka lahan mereka tidak memiliki obat-obatan, Tabib juga tidak ada. Satu-satunya usaha mereka adalah memohon perlindungan dari malaikat pelindung dari wabah penyakit yaitu Wang Ye. Sebab itu kelenteng pemujaan Wang Ye lalu bermunculan dan Wang Ye memperoleh ketenaran sama dengan Ma Zu dan Xuan Tian shang Di.

Wang Ye adalah Dewata yang khas dari propinsi Fujian, dan konon memiliki kesaktian untuk menyingkirkan penyakit. Dalam upacara yang disebut "membakar perahu Wang Ye", sebuah perahu dari kertas dan bambu dibakar atau ditarik ketengah laut setelah upacara selesai. Ini mengandung makna bahwa wabah penyakit agar terbawa keluar dari wilayah itu. Upacara "membakar perahu Wang Ye" ini masih berlangsung terus sampai dewasa ini, walaupun sudah jarang sekali terjadi wabah dan telah menyatu dalam kegiatan tradisionil masyarakat, dan dilakukan tiap tahun. "Wang Ye" telah menjadi Dewata yang serba bisa dalam menyingkirkan segala macam bencana.

Upacara-upacara semacam ini banyak pula dilakukan oleh kalangan masyarakat emigran di Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia kegiatan upacara yang terbesar boleh dikatakan adalah upacara peringatan kedatangan San Bao Da Ren, yang dilakukan di Semarang pada tanggal 29-30, bulan 6 Imlik. Patung San Bao diarak dari kelenteng Tay Kak Si di gang Lombok ke Gedung batu, yang dianggap sebagai tempat yang pernah disinggahi oleh San Bao dalam kunjungannya ke Jawa, sebagai halnya Wang Ye di Taiwan, San Bao pun dianggap sebagai Dewata pelindung para Emigran yang serba bisa. Sedangkan di Malaysia upacara yang paling besar adalah peringatan hari lahir Jiu Huang Ye yang jatuh pada tanggal 9 bulan Imlik. Pusat perayaan dan upacara dilakukan disebuah kelenteng Jiu Huang Ye di Ampang dekat Kuala Lumpur. Upacara semacam dilakukan pula di Penang dan Singapura. Seperti halnya Wang Ye, pemujaan Jiu Huang Ye dibawa oleh seorang emigran dari propinsi Fujian, Lin Yin, ke  Malaysia pada waktu negeri itu dilanda epidemi.

Setelah menetap dan kehidupan agak mapan, kemudian muncul persoalan baru, pertama-tama adalah menjaga agar tidak sampai terjadi bentrokan dengan pribumi setempat, dan yang kedua adalah per-saingan dengan para emigran dari daerah lain dalam mengolah tanah-tanah subur. Kedua masalah ini mendorong dibentuknya organisasi yang mampu menampung dan memecahkan masalah bersama. Tentang hal ini Prof. Li mengatakan : "Untuk mengatasi masalah-masalah ini, cara yang paling efektif adalah membentuk organisasi berdasarkan kesamaan daerah asal, dan keturunan. Sebagai lambang penyatuan, maka suatu Shen-Ming yang berasal dari daerah asal mereka dipuja bersama-sama dalam kelenteng sekaligus tempat berkumpul dalam membicarakan masalah-masalah penting." Inilah asal mulanya pemujaan Dewata-dewata kedaerahan, misalnya pemujaan Kai Zhang Sheng Wang oleh orang-orang asal Zhang-zhou, Bao Sheng Da Di oleh orang asal Chuan-zhou dan San Shan guo Wang oleh orang-orang yang berasal dari kabupaten Mei (Hakka).

Sesudah organisasi terbentuk, banyak masalah terpecahkan, sistem pengairan yang memegang peran sangat penting untuk suksesnya pertanian berhasil dilaksanakan, maka industri pertanian mulai berkembang. Tapi pada mulanya sistim pengairan ini sangat tergantung akan kemurahan alam sehingga dirasa perlunya mohon perlindungan para dewata pelindungnya agar panennya jagan gagal, hujan bisa datang pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang cukup. Karena inilah kemudian pemujaan Tu Di Gong berkembang pesat.

Mereka percaya Tu Di Gong adalah dewata yang menguasai bumi, dialah yang memberikan kesuburan pada tanah, sehingga dapat ditanami hasilnya untuk menghidupi masyarakat. Sebab itu pemujaan terhadapnya sebagai Dewa Pelindung pertanian tidak boleh dilalaikan, karena itu muncullah pemeo "tian-tou tian-wei Tu Di Gong" (Tu Di Gong ada di tiap penjuru sawah). Tiap saat mulai dari menebar bibit sampai memanen, selalu diadakan upacara sembahyang untuk mohon perlindungannya dan mengucapkan terima kasih atas berkah-nya.

Di Taiwan ada pemujaan khas yaitu You Ying Gong. Di banyak tempat di pulau ini terdapat kelenteng untuk menempatkan tulang-tulang dari orang-orang yang tidak dikenal dan tidak mempunyai keturunan. kelenteng-kelenteng ini biasanya didirikan disekitar tanah pekuburan, ditepi jalan, dibawah pohon besar sampai-sampai di kaki gunung dan tepi sungai. Jumlah kelenteng You Ying Gong ini di-seluruh Taiwan boleh dikata sebanding dengan kelenteng Tu Di. Pada waktu mula-mula datang ke pulau ini, banyak diantara para emigran yang meninggal karena wabah penyakit, karena dibunuh oleh penduduk pribumi, atau tewas karena perselisihan diantara sesamanya. Mereka yang meninggal itu umumnya dikuburkan secara sederhana, lalu karena kikisan angin dan hujan, kuburan-kuburan itu akhirnya terbuka dan tulang belulangnya tercerai berai. Karena merasa tak tega atau punya perasaan was-was kalau-kalau bekas jasad manusia yang tersia-sia itu dapat menimbulkan gangguan bagi yang hidup, maka mereka lalu dikumpulkan dalam bejana keramik dan dikuburkan lagi dengan upacara yang lebih baik. Di dekat tempat itu didirikan kelenteng untuk menghormati arwah-arwahnya. Dikelenteng ini kemudian penduduk bersembahyang mohon perlindungan dan pertolongan apabila bencana menimpa. Kalau permintaannya ternyata berhasil, mereka beramai-ramai membeli selembar sutra merah yang disulam empat buah huruf "you qiu bi ying" yang berarti "ada permintaan tentu dikabulkan", kemudian digantungkan diatas pintu masuk kelenteng. Dari istilah inilah kemudian muncul sebutan You Ying Gong (Datuk yang mengabulkan permintaan).

MUSIK BAMBU



Sejarah Musik Bambu 

   Musik bambu dapat disebut sebagai musik khas nusantara.  Pasalnya, alat musik dari bambu ditemukan di hampir semua daerah, meskipun dengan bentuk dan jenis alat yang berbeda satu sama lain.  Mulai dari suling bambu, angklung, terompet, kentungan, dan sebagainya.  Tetapi yang akan dibahas di sini adalah tentang sejarah musik bambu khas Minahasa.        

Alat musik bambu di Minahasa sudah dikenal sejak dahulu kala.  Ketika itu alat musiknya  masih berbentuk tiga ruas bambu dengan panjang yang berbeda sekitar 8 cm yang di ikat menjadi satu. Alat musik ini dibuat dari bulu tui, sejenis bambu berdiameter kecil, hanya 2—3 cm.  Ia menghasilkan 3 jenis nada yang gunanya untuk memanggil burung Manguni di malam hari yang di sebut sori.




Suling bambu, alat musik utama dalam grup Musik Bambu (Foto: internet)
Selanjutnya di Jaman Portugis datang ke Minahasa pada sekitar tahun 1560 dikenal suling  bambu penthatonis 5 lubang dan dilengkapi satu lubang untuk meniup.  Suling bambu kemungkinan datang dari Ternate bersama Kolintang  gong (momongan) melalui perdagangan beras Minahasa sejak Jaman Portugis di Minahasa sampai jaman V.O.C. Belanda 1560 –1870.
Suling ini menghasilkan 5 macam nada dan menjadi salah satu alat musik pendukung Musik Maoling yang terdiri dari kolintang gong ,tambur dan gong besar.  Pada sekitar tahun 1789, suling bambu juga mulai banyak dimainkan di gereja oleh orang-orang Kristen protestan waktu itu, yaitu masyarakat Borgo yang tinggal  di Manado, Tanawangko, Belang, Kema, Likupang, dan Amurang.  Masyarakat keturunan Borgo memang bermukim di beberapa wilayah Minahasa.  Mereka bukanlah salah satu sub-etnis Minahasa, melainkan diduga sebagai salah satu kelompok keturunan asing yang sudah lama tinggal dan bermukim di Minahasa.
Selain suling bambu 5 nada, saat itu juga dikenal suling bambu tiga nada yang kebanyakan dimainkan anak-anak sekolah pada waktu itu.  Bahkan, musik suling anak-anak sekolah tersebut pernah digunakan Korps Musik Hindia Belanda Kawangkoan untuk mengiringi pemberangkatan  serdadu Minahasa ke perang Jawa tahun 1829 di pelabuhan Wenang (saat ini Manado).   Korps  musik kerajaan Belanda ini juga yang mengiringi  tarian katreli oleh para milisi orang Manado-Minahasa di Manado tahun 1885
 Musik Bambu Melulu
Selanjutnya pada tahun 1840-an, terbentuk Orkes Musik Suling, yang dipengaruhi oleh korps musik militer  Belanda.   Apalagi Zending Belanda berusaha menghapus alat musik gong di Minahasa dan menggantikannya dengan musik suling  pada tahun 1844 .  Dan pada tahun 1870 meniup suling bambu menjadi salah satu mata pelajaran sol-mi-sa-si untuk belajar lagu-lagu Gereja.

Musik Bambu Malulu (Gambar: metuarimaesa.blogspot.com)
Sampai tahun 1880, orkes musik bambu hanya berupa musik suling saja.  Nanti setelah  tahun 1880-an barulah masyarakat mengenal alat musik bambu yang berfungsi sebagai Bass dan Tuba (Piston).  Sejak itulah dikenal nama orkes Musik Bambu Melulu yang terdiri dari sederetan peniup suling , tambur besar kecil ,korno (Hoorn), piston dari bambu, bombardon (bas) dari bambu, pontuang, dan gong.
Musik ‘ Suling Bambu’ perlahan-lahan tersingkir oleh  orkes Musik Bambu yang alat musiknya bukan hanya suling saja, melainkan campuran beberapa jenis alat musik dari bambu.  Bahkan didukung pula oleh alat-alat musik buatan Eropa seperti tambur, genderang, clarinet, dan terompet.

Musik Bambu Klarinet (Foto:http://www.metuarimaesa.blogspot.com)
Kini dari vernikel
Pada tahun 1932, Kek Beng – seorang pengrajin kaleng (Tukang Blek)  dari Amurang, berhasil membuat tiruan alat musik Eropa, yakni tuba dan  bombardon (bas) dari bahan seng aluminium. Sejak itulah Orkes Suling Bambu dengan tuba (Piston) dan bass dari bahan Bambu berubah menjadi Musik Bambu Seng, dimana hanya suling dan korno saja yang terbuat dari bambu.  Dengan alat-alat musik pendukung yang makin lengkap itulah, akhirnya Musik Bambu berkembang menjadi salah satu alat musik  tradisional bergengsi.  Di Suku Tonsawang / Toundanouw Alat musik ini bahkan menjadi pengiring lagu untuk menghormati tamu agung, pesta perkawinan, upacara adat, Upacara Pemakaman dan upacara lainnya.
Sampai tahun 1957 sebelum pergolakan permesta, seluruh musik bambu di Minahasa sudah berbentuk musik bambu seng seperti orkes musik bambu “Garuda” (Buyungon), “Banteng“ (Rumoong bawah), “Nasional” (Kawangkoan bawah ), “Uluna” (Tondano), “Orion” (Kakaskasen –Tomohon) dan sebagainya.
Karena alat musik dari seng aluminium cepat berlombang terkena air liur manusia yang mengandung garam, maka di tahun 1970-an bahan baku dari peralatan musik bambu seperti Klarinet, Saxophon, Tuba,Oferton, dan bass di ganti dari kuningan.  Alat tiup bas dan Tuba mengalami perubahan menjadi ‘Tuba Celo’ dan “Tuba benyo.  Sejak itulah dikenal sebutan  Musik Bambu Seng Klarinet (MBSK).


 Musik Bambu Klarinet. (Foto: Facebook)

Namun karena bahan kuningan juga cepat menjadi buram terkena keringat manusia, maka sejak tahun 1990-an mulai dicari bahan logam lain  supaya alat musik tiup nampak selalu bercahaya tanpa selalu harus digosok dan di bersihkan.  Akhirnya dipilih besi putih (vernikel, stainless steel), yaitu logam berwarna perak berkilau.
Musik universal
Musik bambu dimainkan secara massal oleh 30—60 orang dalam satu grup (tumpukan).  Dan setiap satu tumpukan  dipimpin oleh seorang konduktor ( tukang palu).   Secara umum personil grup musik bambu akan terdiri dari :
  • Konduktor (tukang palu)
  •  Deretan depan terdiri dari : peniup suling kecil, suling sedang, klarinet dan saxophon
  • Deretan tengah diisi oleh pemain korno terdiri dari krno C (do), korno D (re), korno E (mi), korno G (sol), korno A (la),  korno B (si), dan korno C” (do tinggi).
  • Deretan belakang terdiri dari pemegang  Tuba, Oferton, kapuraca, Bass, Tambur, snar, dan simbal.
Musik bambu umumnya  hanya dapat memainkan lagu dalam 1 (satu) tangga nada, misalnya kunci “C” (C=1=do) atau kunci “D” (D=1=do).  Tapi karena musik bambu Minahasa bertangga nada diatonis maka musik inipun menjadi musik universal yang bisa memainkan segala jenis lagu.  Mulai dari lagu daerah, lagu rohani gereja, hingga lagu perjuangan.  Bahkan  jenis-jenis lagu seperti Mars, Waltz, tango, rumba, dan cha cha pun dapat dimainkannya.
Tidak mengherankan jika musik bambu juga hadir dalam perhelatan-perhelatan resmi pemerintah, baik di daerah maupun di pusat.  Bahkan ketika ABRI belum memiliki korps musik di tahun 1945, putra-putra kawanua yang tergabung dalam  Orkes Musik Bambu Pemadam Kebakaran Cideng lah yang mengiringi parade angkatan bersenjata di Lapangan IKADA.  Sedangkan grup Musik Bambu yang pernah tampil pada peringatan detik-detik proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Negara di antaranya Grup Musik Bambu Seng Klarinet “Metuari Maesa” Jakarta pada 17 Agustus 2004.

Musik Bambu Metuari Maesa saat tampil di istana. (Foto: http://www.metuarimaesa.blogspot.com)



Bass Raksasa (http://www.metuarimaesa.blogspot.com)


Lalu pada 30 Januari 2007, Panitia Festival Seni Budaya Sulawesi Utara bekerjasama dengan Bp. Benny J. Mamoto dari Institut Seni Budaya Sulawesi Utara, RM Luntungan (Bupati Minahasa Selatan), dan Management Megamas berhasil membuat terompet terbesar.  Terompet yang menjadi salah satu alat pendukung  Musik Bambu Seng Klarinet ( Bass ) itu memiliki  panjang 32 meter, Diameter 5,20 meter dan Keliling Lingkaran 6,80 meter. Dengan ukurannya yang super besar itu, terompet  yang  dikerjakan oleh 16 orang selama 30 hari itu pun memperoleh sertifikat MURI sebagai Terompet Raksasa.

Sabtu, 13 September 2014

FENOMENA ANGKA 13

MENGAPA 13 SERING DIANGGAP ANGKA SIAL?

Di seantero dunia terdapat bermacam-macam kepercayaan, mitos, dan legenda, yang tidak terhitung banyaknya. Bagi kaum rasionalis, kepercayaan-kepercayaan orang-orang tua ini seharusnya ikut mati sejalan dengan modernisasi yang merambah seluruh sisi kehidupan manusia. Namun demikiankah yang terjadi? Ternyata tidak. Di dalam tatanan masyarakat modern, kepercayaan-kepercayaan tahayul ini ternyata tetap eksis dan bahkan berkembang dan merasuk ke dalam banyak segi kehidupan masyarakatnya.
Sebagai contoh kecil, di berbagai gedung tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 13 dan 14. Menurut kepercayaan mereka, kedua angka tersebut tidak membawa hoki.
Di Barat, angka 13 juga dianggap angka sial. Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Kalau kita perhatikan nomor-nomor di dalam lift gedung-gedung tinggi dunia, Anda tidak akan jumpai lantai 13. Biasanya, setelah angka 12 maka langsung ‘loncat’ ke angka 14. Atau dari angka 12 maka 12a dulu baru 14. Fenomena ini terdapat di banyak negara dunia, termasuk Indonesia.
Mengapa angka 13 dianggap angka yang membawa kekurang-beruntungan? Sebenarnya, kepecayaan tahayul dan aneka mitos yang ada berasal dari pengetahuan kuno bernama Kabbalah. Kabalah merupakan sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dirapalkan oleh Dewan Penyihir tertinggi rezim Fir’aun yang kemudian diteruskan oleh para penyihir, pesulap, peramal, paranormal, dan sebagainya—terlebih oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian mengangkatnya menjadi satu gerakan politis—dan sekarang ini, ajaran Kabbalah telah menjadi tren baru di kalangan selebritis dunia.
Bangsa Yahudi sejak dahulu merupakan kaum yang secara ketat memelihara Kabbalah. Di Marseilles, Perancis Selatan, bangsa Yahudi ini membukukan ajaran Kabbalah yang sebelumnya hanya diturunkan lewat lisan dan secara sembunyi-sembunyi. Mereka juga dikenal sebagai kaum yang gemar mengutak-atik angka-angka (numerologi), sehingga mereka dikenal pula sebagai sebagai kaum Geometrian.
Menurut mereka, angka 13 merupakan salah satu angka suci yang mengandung berbagai daya magis dan sisi religius, bersama-sama dengan angka 11 dan 666. Sebab itu, dalam berbagai simbol terkait Kabbalisme, mereka selalu menyusupkan unsur angka 13 ke dalamnya. Kartu Tarot misalnya, itu jumlahnya 13. Juga Kartu Remi, jumlahnya 13 (As, 2-9, Jack, Queen, King).
Penyisipan simbol angka 13 terbesar sepanjang sejarah manusia dilakukan kaum ini ke dalam lambang negara Amerika Serikat. The Seal of United States of America yang terdiri dari dua sisi (Burung Elang dan Piramida Illuminati) sarat dengan angka 13.

                

  Inilah buktinya:
-13 bintang di atas kepala Elang membentuk Bintang David.
-13 garis di perisai atau tameng burung.
-13 daun zaitun di kaki kanan burung.
-13 butir zaitun yang tersembul di sela-sela daun zaitun.
-13 anak panah.
-13 bulu di ujung anak panah.
-13 huruf yang membentuk kalimat ‘Annuit Coeptis’
-13 huruf yang membentuk kalimat ‘E Pluribus Unum’
-13 lapisan batu yang membentuk piramida.
-13 X 9 titik yang mengitari Bintang David di atas kepala Elang.
Selain menyisipkan angka 13 ke dalam lambang negara, logo-logo perusahaan besar Amerika Serikat juga demikian seperti logoMcDonalds, Arbyss, Startrek.Com, Westel, dan sebagainya. Angka 13 bisa dilihat jika logo-logo ini diputar secara vertikal. Demikian pula, markas besar Micosoft disebut sebagai The Double Thirteen atau Double-13, sesuai dengan logo Microsoft yang dibuat menyerupai sebuah jendela (Windows), padahal sesungguhnya itu merupakan angka 1313.
Uniknya, walau angka 13 bertebaran dalam berbagai rupa, bangsa Amerika rupa-rupanya juga menganggap angka 13 sebagai angka yang harus dihindari. Bangunan-bangunan tinggi di Amerika jarang yang menggunakan angka 13 sebagai angka lantainya. Bahkan dalam kandang-kandang kuda pacuan demikian pula adanya, dari kandang bernomor 12, lalu 12a, langsung ke nomor 14. Tidak ada angka 13.
Kaum Kabbalis sangat mengagungkan angka 13, selain tentu saja angka-angka lainnya seperti angka 11 dan 666. Angka ini dipakai dalam berbagai ritual setan mereka. Bahkan simbol Baphomet atau Kepala Kambing Mendez (Mendez Goat) pun dihiasi simbol 13. Itulah sebabnya angka 13 dianggap sebagai angka sial karena menjadi bagian utama dari ritual setan. (Rz/eramuslim, sumber : spanautama.wordpress.com)

Kamis, 11 September 2014

MISTERI ANAK YAKUB


ANAK-ANAK YAKUB

Mengapa anak-anak Yakub 12? Mengapa murid-murid YESUS 12? Apakah artinya angka 12 itu? Kelihatannya angka 12 merupakan sifat-sifat dasar manusia, sebagaimana yang tergambarkan dalam zodiak; Aries, Taurus, Gemini,  Cancer, Leo, Virgo,  Libra, Skorpio, Sagitarius, Kaprikornus, Akuarius, dan Pises. Bahkan ada bintang yang ke-13 yang jarang tersebutkan, yaitu: Ofiukus. Jumlah bulan dalam setahun: 12. Jumlah jam dalam sehari: 12 jam. Bahkan dalam zodiak China yang kita kenal sebagai Shio juga ada 12;  Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet,  Ayam,  Anjing,  dan Babi.
Jadi, ALLAH mempergunakan anak-anak Yakub  sebagai perwakilan dari bangsa-bangsa atau sifat-sifat manusia di seluruh dunia. Supaya melalui bangsa Israel ini kasih ALLAH kepada seluruh manusia dinyatakan. Sama seperti struktur pemerintahan dimana para gubernur adalah perwakilan dari masyarakat yang ada di daerahnya. Sehingga ketika presiden hendak menyalurkan pembangunan masyarakat, melalui para gubernur itulah.
>> Kejadian  22:18 
     Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."
       Melalui keturunan Abraham, seluruh bangsa mendapatkan berkat ALLAH. 
>> Yohanes  3:16 
    Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Bangsa-bangsa   >>  12 anak-anak Yakub  >>  12 suku Israel  >> 12 murid YESUS.
Disini saya akan merangkumkan berdasarkan pada arti nama masing-masing anak Yakub, ucapan berkat Yakub untuk masing-masing anaknya, dan ucapan berkat nabi Musa untuk 12 suku Israel.

1. RUBEN:
     a. Artinya:
         >> Kejadian   29:32 
Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku."
Karena Yakub lebih mengasihi istri mudanya: Rahel, Lea berharap dengan kelahiran anak pertamanya itu dia bisa mendapatkan cinta Yakub. 
           Jadi, Ruben ini type orang yang suka mencari perhatian?
     b. Peristiwa menonjol:
          >> Kejadian  35:22 
Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada Israel. (35-22b) Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang jumlahnya.
          Ruben meniduri Bilha, gundik ayahnya, budaknya Rahel.[Kejadian 30:3].
     c. Ucapan Yakub untuk Ruben:
         >> Kejadian  49:3
Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan.
       >> Kejadian 49:4
Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!
          Ruben takkan pernah bisa menjadi orang yang pertama. Sekalipun bertype suka mencari perhatian, namun tak pernah bisa menjadi tokoh terkenal.
      d. Ucapan nabi Musa untuk suku Ruben;
           >> Ulangan 33:6
Biarlah Ruben hidup dan jangan mati, tetapi biarlah orang-orangnya sedikit jumlahnya."
           Problem Ruben adalah keturunan. Sukar mendapatkan keturunan. 

2. SIMEON:
      a. Artinya:
          >> Kejadian  29:33 
Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku." Maka ia menamai anak itu Simeon.
Kelihatannya Simeon adalah type orang yang kompensasi –pencari keseimbangan. “Kompensasi” menurut kamus besar bahasa Indonesia:  “pencarian kepuasan dl suatu bidang untuk memperoleh keseimbangan dr kekecewaan dl bidang lain;”
      b. Peristiwa menonjol:
           >> Kejadian  34:25
Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki.
            Simeon bersama Lewi melakukan balas dendam atas kasus perkosaan Dina, adik perempuan mereka, kepada orang-orang Sikhem.
       c. Ucapan Yakub untuk Simeon:
           >> Kejadian  49:5
Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan.
           >> Kejadian 49:6
Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu.
          >> Kejadian 49:7
Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.
Si Pencari kompensasi ini memiliki tindakan liar yang berlebih-lebihan. Suka membesar-besarkan suatu persoalan.
       d. Ucapan nabi Musa untuk suku Simeon;
            Nabi Musa tidak mengucapkan sesuatupun tentang suku Simeon. Ini artinya tentang suku yang tidak terberkati. Adakah ini tentang suku-suku liar yang tidak berperadaban?!

3. LEWI:
     a. Artinya:
          >> Kejadian  29:34
Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi.
Kelihatannya type Lewi adalah orang yang gigih dalam berjuang. Lea, ibunya, masih berjuang mendapatkan cinta suaminya, Yakub, meskipun melalui kelahiran Ruben dan Simeon masih belum memberikan tanda-tanda Yakub mencintainya.
      b. Peristiwa menonjol;
           Sama dengan Simeon. 
      c. Ucapan Yakub untuk Lewi;
           Sama dengan Simeon.
      d. Ucapan nabi Musa untuk suku Lewi;
           >> Ulangan 33:8
Tentang Lewi ia berkata: "Biarlah Tumim dan Urim-Mu menjadi kepunyaan orang yang Kaukasihi, yang telah Kaucoba di Masa, dengan siapa Engkau berbantah dekat mata air Meriba;

        >> Ulangan 33:9
yang berkata tentang ayahnya dan tentang ibunya: aku tidak mengindahkan mereka; ia yang tidak mau kenal saudara-saudaranya dan acuh tak acuh terhadap anak-anaknya. Sebab orang-orang Lewi itu berpegang pada firman-Mu dan menjaga perjanjian-Mu;

        >> Ulangan 33:10
mereka mengajarkan peraturan-peraturan-Mu kepada Yakub, hukum-Mu kepada Israel; mereka menaruh ukupan wangi-wangian di depan-Mu dan korban yang terbakar seluruhnya di atas mezbah-Mu.

        >> Ulangan 33:11
Berkatilah, ya TUHAN, kekuatannya dan berkenanlah kepada pekerjaannya. Remukkanlah pinggang orang yang melawan dia dan yang membenci dia, sehingga mereka tidak dapat bangkit."

           Kelihatannya Lewi adalah tentang orang-orang yang gigih dalam keagamaan, yang kita kenal  sebagai orang-orang fanatik dan garis keras.
     TUHAN memakai suku Lewi sebagai pengganti anak sulung Israel yang wajib diserahkan untuk melayani TUHAN. Karena itu type Lewi adalah type orang-orang yang menonjol dalam kepemimpinannya.


4. YEHUDA:
     a. Artinya:
          >> Kejadian  29:35
Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.
 Lea pada akhirnya pikirannya terbuka. Dia tidak lagi terlalu berharap Yakub akan mencintainya dan dia harus mengucapkan terimakasih kepada TUHAN. Karena itu Yehuda adalah termasuk type yang realistis. Dia bisa menerima kenyataan.
      b. Peristiwa menonjol:
          >> Kejadian  38:16
Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: "Marilah, aku mau menghampiri engkau," sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: "Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?"
           Yehuda bersundal dengan menantunya.
       c. Ucapan Yakub untuk Yehuda;
           >> Kejadian  49:8
Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.
        >> Kejadian  49:9
Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
        >> Kejadian  49:10
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
        >> Kejadian  49:11
Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur.
        >> Kejadian  49:12 
Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu.
Yehuda adalah tentang keperkasaan, keberanian, kejayaan, kemenangan dan kemuliaan.
        d. Ucapan nabi Musa untuk suku Yehuda;
             >> Ulangan  33:7
Dan inilah tentang Yehuda. Katanya: "Dengarlah, ya TUHAN, suara Yehuda dan bawalah dia kepada bangsanya. Berjuanglah baginya dengan tangan-Mu, dan jadilah Engkau penolongnya melawan musuhnya."
            Yehuda adalah type keimanan. Kekuatan Yehuda adalah imannya. 

5. D A N;
     a. Artinya;
          >> Kejadian  30:6
Berkatalah Rahel: "Allah telah memberikan keadilan kepadaku, juga telah didengarkan-Nya permohonanku dan diberikan-Nya kepadaku seorang anak laki-laki." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Dan.
          Ini adalah anak pertama Rahel, setelah Lea mempunyai 4 orang anak. Hati Rahel menjadi lega karena melalui kelahiran Dan, posisinya menjadi tidak terlalu kalah dengan Lea. 
Karena itu type Dan adalah type peredam atau penenang. Orang yang sukanya damai.

     b. Peristiwa menonjol;
           Tidak ada peristiwa menonjol. Ini menyatakan tentang orang yang tidak suka terlalu menonjolkan dirinya.
     c. Ucapan Yakub untuk Dan;
          >> Kejadian  49:16
Adapun Dan, ia akan mengadili bangsanya sebagai salah satu suku Israel.
     >> Kejadian  49:17
Semoga Dan menjadi seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya jatuh ke belakang.
     >> Kejadian 49:18
Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya TUHAN.
           Dan adalah gambaran dari orang yang bijaksana, tenang dan sabar.
      d. Ucapan nabi Musa untuk suku Dan;
           >> Ulangan  33:22
Tentang Dan ia berkata: "Adapun Dan ialah anak singa yang melompat keluar dari Basan."
Basan adalah gambaran dari padang rumput atau hutan. Ini memberikan gambaran tentang orang yang dinanti-nantikan kemunculannya sebagai penyelesai permasalahan. – keluar dari sarangnya untuk menyelesaikan masalah.
 
6. NAFTALI

     a. Artinya;
          >> Kejadian  30:8
Berkatalah Rahel: "Aku telah sangat hebat bergulat dengan kakakku, dan akupun menang." Maka ia menamai anak itu Naftali.
          Anak ke-2 ini memberi rasa percaya diri pada Rahel. Jadi, Naftali adalah type orang yang mempunyai rasa percaya diri.
     b. Peristiwa menonjol;
          Tidak ada peristiwa yang menonjol. Ini artinya orang yang tidak pernah bisa menonjol.
      c. Ucapan Yakub untuk Naftali;
          >> Kejadian  49:21 Naftali adalah seperti rusa betina yang terlepas; ia akan melahirkan anak-anak indah.
          Kelihatannya Naftali mempunyai jiwa pendidik. Dia berbakat dalam mendidik anak-anaknya, sehingga anak-anaknya menjadi orang-orang baik.
      d. Ucapan nabi Musa untuk suku Naftali;
           >> Ulangan  33:23
Tentang Naftali ia berkata: "Naftali kenyang dengan perkenanan dan penuh dengan berkat TUHAN; milikilah tasik dan wilayah sebelah selatan."
          Tasik adalah danau. Naftali adalah orang yang tenang dan selalu beruntung dalam pekerjaan tangannya.

7. G A D;
     a. Artinya;
          >> Kejadian 30:10
Dan Zilpa, budak perempuan Lea, melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub.
      >> Kejadian 30:11
Berkatalah Lea: "Mujur telah datang." Maka ia menamai anak itu Gad. Ini adalah anak Lea yang ke-5, yang dilahirkan dari budaknya, sebagai pembalasan terhadap Rahel yang telah melahirkan 2 orang anak. Anak ini bisa membuat Lea mentertawai Rahel.
          Karena itu Gad adalah type orang yang sanggup memberikan perlawanan. Sekalipun kekuatannya tidak menonjol, namun dia selalu bisa memberikan perlawanan yang seimbang.
      b. Peristiwa menonjol;
Tidak ada peristiwa yang menonjol. Karena itu Gad termasuk orang-orang biasa saja.
      c. Ucapan Yakub untuk Gad;
           >> Kejadian  49:19
Gad, ia akan diserang oleh gerombolan, tetapi ia akan menyerang tumit mereka.
           Gad selalu memberikan perlawanan jika dirinya diserang. 
       d. Ucapan nabi Musa untuk suku Gad;
            >> Ulangan 33:20
Tentang Gad ia berkata: "Terpujilah Dia yang memberi kelapangan kepada Gad. Seperti singa betina ia diam dan menerkam lengan, bahkan batu kepala.
            >> Ulangan 33:21
Ia memilih bagian yang terutama, sebab di sanalah tersimpan bagian panglima; ia datang kepada para kepala bangsa itu; dilakukannya kebenaran TUHAN serta penghukuman-penghukuman-Nya bersama-sama dengan orang Israel."
             Sekalipun Gad termasuk orang-orang biasa, namun dia selalu mendapatkan porsi yang terbaik. Pemimpin dalam kelompok atau skala kecil.

8. ASYER;
     a. Artinya;
          >> Kejadian  30:13
Berkatalah Lea: "Aku ini berbahagia! Tentulah perempuan-perempuan akan menyebutkan aku berbahagia." Maka ia menamai anak itu Asyer.

         Kelahiran Asyer semakin membuat Lea percaya diri, bahwa dia telah menjadi perempuan yang sempurna, meskipun belum berhasil mendapatkan cinta Yakub. 
Ini adalah tentang type orang yang selalu memberikan semangat orang lain. Ahli pidato – orator.
     b. Peristiwa menonjol;
          Tidak ada peristiwa menonjol. Artinya juga bukan termasuk orang-orang yang terlalu menonjol.
   c. Ucapan Yakub untuk Asyer;
         >> Kejadian  49:20
Asyer, makanannya akan limpah mewah dan ia akan memberikan santapan raja-raja.
Kelihatannya Asyer adalah type orang yang tidak mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya dan mempunyai selera makan yang tinggi.
     d. Ucapan nabi Musa untuk suku Asyer;
          >> Ulangan   33:24
Tentang Asyer ia berkata: "Diberkatilah Asyer di antara anak-anak lelaki; biarlah ia disukai oleh saudara-saudaranya, dan biarlah ia mencelupkan kakinya ke dalam minyak.

       >> Ulangan 33:25
Biarlah dari besi dan dari tembaga palang pintumu, selama umurmu kiranya kekuatanmu.
          Orang yang simpatik, pandai bergaul dan awet muda?!

9.  ISAKHAR;
     a. Artinya; 
         >> Kejadian  30:18
Lalu kata Lea: "Allah telah memberi upahku, karena aku telah memberi budakku perempuan kepada suamiku." Maka ia menamai anak itu Isakhar.

         Setelah melahirkan 4 anak, kali ini TUHAN membuka kandungan Lea, sehingga ia melahirkan anak yang ke-5. Perjuangan Lea yang membuahkan hasil. Karena itu Isakhar adalah type orang yang tekun dan mendapatkan hasil dari ketekunannya.
     b. Peristiwa menonjol;
          Tidak ada peristiwa menonjol. Isakhar adalah type orang yang pendiam. Sedikit bicara banyak  berbuat.
      c. Ucapan Yakub untuk Isakhar;
           >> Kejadian  49:14
Isakhar adalah seperti keledai yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya,
           >> Kejadian  49:15
ketika dilihatnya, bahwa perhentian itu baik dan negeri itu permai, maka disendengkannyalah bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi.

           Isakhar adalah type pekerja keras yang tekun.

       d. Ucapan nabi Musa untuk suku Isakhar;
            >> Ulangan  33:18
Tentang Zebulon ia berkata: "Bersukacitalah, hai Zebulon, atas perjalanan-perjalananmu, dan engkaupun, hai Isakhar, atas kemah-kemahmu.

            >> Ulangan 33:19
Bangsa-bangsa akan dipanggil mereka datang ke gunung; di sanalah mereka akan mempersembahkan korban sembelihan yang benar, sebab mereka akan mengisap kelimpahan laut dan harta yang terpendam di dalam pasir."
            Isakhar seorang petualang?!

10.  ZEBULON;
        a. Artinya;
            >> Kejadian  30:20
Berkatalah Lea: "Allah telah memberikan hadiah yang indah kepadaku; sekali ini suamiku akan tinggal bersama-sama dengan aku, karena aku telah melahirkan enam orang anak laki-laki baginya." Maka ia menamai anak itu Zebulon.
       >> Kejadian 30:21
Sesudah itu ia melahirkan seorang anak perempuan dan menamai anak itu Dina. – anak perempuan tidak masuk hitungan.
             Ini adalah kegembiraan besar bagi Lea, meskipun masih belum tentu Yakub akan berpaling kepadanya. Lea kelihatannya sudah tidak terlalu mengharapkan cinta Yakub. Namun dalam dirinya ada kebahagiaan dan kepuasan yang besar, karena dia telah menjadi perempuan sejati. Jadi, Zebulon adalah type dari orang-orang yang berprestasi unggul. Kehadirannya selalu membanggakan.
        b. Peristiwa menonjol;
              Tidak ada peristiwa menonjol. Artinya, Zebulon mempunyai lingkup kecil, misalnya: anak kebanggaan orangtuanya.
        c. Ucapan Yakub untuk Zebulon;
            >> Kejadian   49:13
Zebulon akan diam di tepi pantai laut, ia akan menjadi pangkalan kapal, dan batasnya akan bersisi dengan Sidon.

             Sidon adalah kota perdagangan. Jadi, Zebulon adalah pedagang. Umumnya pedagang sukses memberikan kebanggaan dalam lingkungan  keluarga.
         d. Ucapan nabi Musa untuk suku Zebulon;
              >> Ulangan   33:18
Tentang Zebulon ia berkata: "Bersukacitalah, hai Zebulon, atas perjalanan-perjalananmu, dan engkaupun, hai Isakhar, atas kemah-kemahmu.
        >> Ulangan  33:19
Bangsa-bangsa akan dipanggil mereka datang ke gunung; di sanalah mereka akan mempersembahkan korban sembelihan yang benar, sebab mereka akan mengisap kelimpahan laut dan harta yang terpendam di dalam pasir."

                 Pedagang dan pengusaha hasil bumi, hasil laut, pertambangan?!

11. YUSUF;
       a. Artinya;
            >> Kejadian  30:22
Lalu ingatlah Allah akan Rahel; Allah mendengarkan permohonannya serta membuka kandungannya.
       >> Kejadian  30:23
Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: "Allah telah menghapuskan aibku."
       >> Kejadian  30:24
Maka ia menamai anak itu Yusuf, sambil berkata: "Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku."

             Kini ALLAH menolong Rahel, yang kesulitan mempunyai keturunan. Yusuf adalah anak yang menyelamatkan. Yusuf adalah anak berkah, yang hadir atas kehendak ALLAH. Kemunculannya tidak terduga-duga, namun bersifat menolong. Sehingga oleh type  Yusuf ini, orang yang tertolong akan memuji ALLAH.
      b. Peristiwa menonjol;
            Yusuf yang dibenci oleh saudara-saudaranya, sampai dijual sebagai budak di Mesir, akhirnya muncul sebagai juruselamat bagi keluarganya yang menikmati musim kelaparan. Dari posisi budak, Yusuf menjadi perdana menteri Mesir. Ini artinya, orang yang penuh lompatan. Dia bisa melejit dari posisi terendah ke posisi yang teratas. 
       c. Ucapan Yakub untuk Yusuf;
            >> Kejadian  49:22
Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.
       >> Kejadian 49:23
Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya,                                    
       >> Kejadian 49:24
namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu Israel,
       >> Kejadian 49:25
oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh Allah Yang Mahakuasa, yang akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan kandungan.
       >> Kejadian 49:26
Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.

             Perbuatan Yusuf akan memberikan kesaksian bahwa ALLAH-lah yang bekerja di dalam dirinya.
         d. Ucapan nabi Musa untuk suku Yusuf;
              Karena jasa besar Yusuf, maka Yusuf menerima berkat 2 kali lipat yang diatasnamakan anak-anaknya, yaitu Efraim dan Manasye. Tidak ada suku Yusuf. Yang ada suku Efraim dan Manasye sebagai ganti nama Yusuf.
 
              >> Ulangan  33:13
Tentang Yusuf ia berkata: "Kiranya negerinya diberkati oleh TUHAN dengan yang terbaik dari langit, dengan air embun, dan dengan air samudera raya yang ada di bawah;
        >> Ulangan  33:14
dengan yang terbaik dari yang dihasilkan matahari, dan dengan yang terbaik dari yang ditumbuhkan bulan;
        >> Ulangan  33:15
dengan yang terutama dari gunung-gunung yang sejak dahulu, dan dengan yang terbaik dari bukit-bukit yang berabad-abad,
        >> Ulangan  33:16
dan dengan yang terbaik dari bumi serta segala isinya; dengan perkenanan Dia yang diam dalam semak duri. Biarlah itu semuanya turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.
        >> Ulangan  33:17
Anak sulung lembu sapinya adalah kegemilangannya dan tanduk-tanduknya seperti tanduk-tanduk lembu hutan; dengan itu ia akan menanduk bangsa-bangsa, seluruh bumi, dari ujung ke ujung. Itulah orang Efraim yang puluhan ribu, dan itulah orang Manasye yang ribuan."
                Type Yusuf adalah type yang menyenangkan banyak orang karena kebaikannya, sehingga semua orang mendoakan yang baik-baik untuknya. 

12. BENYAMIN.
       a. Artinya;
            >> Kejadian  35:16
Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. Ketika mereka tidak berapa jauh lagi dari Efrata, bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar.
       >> Kejadian 35:17
Sedang ia sangat sukar bersalin, berkatalah bidan kepadanya: "Janganlah takut, sekali inipun anak laki-laki yang kaudapat."
       >> Kejadian 35:18
Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas--sebab ia mati kemudian-diberikannyalah nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin.

             Rahel mati setelah melahirkan Benyamin. Tapi Rahel mati dalam kebahagiaan, sebab ternyata dia bisa memberikan keturunan buat Yakub. Jadi, Benyamin adalah type pamungkas atau penutupan. Dia datang untuk memberikan jawaban. Dia datang untuk menyibakkan sesuatu yang menjadi misteri. 
        b. Peristiwa menonjol;
         Yusuf sebagai perdana menteri Mesir pernah berpura-pura menyandera Benyamin, adiknya itu, dengan maksud untuk memanggil seluruh sanak keluarganya, yaitu keluarga Yakub, agar pindah ke Mesir. Dan oleh sebab disanderanya Benyamin inilah, maka seluruh keluarganya berdatangan ke Mesir, sehingga tersibaklah misteri Yusuf.
        c. Ucapan Yakub untuk Benyamin;
             >> Kejadian  49:27
Benyamin adalah seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya."

             Pemegang kunci misteri. Dia datang untuk menjernihkan permasalahan. Seorang yang pandai menguraikan masalah dan pemberi wejangan.
 
         d. Ucapan nabi Musa untuk suku Benyamin;
              >> Ulangan  33:12
Tentang Benyamin ia berkata: "Kekasih TUHAN yang diam pada-Nya dengan tenteram! TUHAN melindungi dia setiap waktu dan diam di antara lereng-lereng gunungnya."
              Penenteram hati. Seorang yang memiliki hikmat ALLAH.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More